Custom Search

Monday, September 15, 2008

Menjelajah Alam Jin Dan Syetan Bagian 5

Saya harus kembali mengobati si gadis, keadaannya kalau kena serangan makin parah sering pingsan, kadang nafasnya tersendat sekarat. Syetan yang menyerangnya makin banyak. Muncul syetan-syetan dari dukun-dukun lain selain si Abah A dan konconya.
Saya harus menghadapi dengan sabar dan tabah tanpa sempat istirahat lagi.

Isteri pejabat tinggi kesambet
Suatu siang Omnya si gadis yang pejabat tinggi datang bersama isterinya menengok si gadis yang sakit. Menurut cerita keluarga si gadis, isteri Om nya ini merupakan kerabat dekat tokoh sufi terkenal di Jawa Barat, sehingga pagar yang dibekali oleh sufi itu untuk menjaga diri si ibu ini sangat kuat. Pagar itu untuk melindungi diri dari gangguan syetan dan jin.

Begitu sampai di rumah itu, isteri pejabat ini kentara sekali sinis pada saya yang menunggui si gadis agar tidak diserang. Hanya sebentar mereka disitu.

Isteri pejabat itu terus menasehati si gadis dengan kata-kata seperti ini : “ Ingat yang satu itu saja, jangan percaya yang lain, tidak ada yang bisa ganggu “.
Kata-kata itu diucapkan sambil melirik sinis pada saya. Sebenarnya hati saya tidak enak waktu itu, sudah menolong orang mati-matian tanpa imbalan apapun, malah dihina seperti itu. Ingin saya terbang meninggalkan tempat itu.
Saya mohon pada Allah agar diri saya diberi kesabaran dan ketabahan menghadapi cobaan itu.

Saya hanya diam saja dan menunduk waktu itu, terserah Allah.
Begitu pamit, diulangi lagi kata-kata tadi, lebih tegas lagi dengan sikap seperti menghina saya.

Begitu dia bersama suaminya keluar rumah mau pulang, baru sampai di pintu pagar, tiba-tiba isteri pejabat itu kesurupan. Dia menangis atau tertawa, tidak jelas. Kata orang dia kesambet.

Si gadis juga teriak-teriak kesakitan karena serangan mendadak. Pejabat menggotong isterinya dibantu kakaknya ( bapaknya si gadis ) ke teras rumah, sementara ibunya si gadis mengambil tikar, digelar di teras, kemudian isteri pejabat dibaringkan disitu.

Saya tetap sibuk menolong si gadis, sementara bapak si gadis dengan panik langsung pergi mencari paranormal yang pernah mengobati si gadis.

Isteri pejabat itu masih terlentang di teras sambil menangis dan tertawa yang bercampur aduk. Suaminya membisik-bisikkan sesuatu di telinganya, tidak juga membuatnya sadar.

Ibunya si gadis minta tolong saya agar isterinya pejabat itu yang ditolong dulu. Awalnya saya tidak hiraukan karena mengkhawatirkan keadaan si gadis kalau ditinggal. Saya juga tidak mau menolongnya karena dia telah merendahkan saya sebelumnya. Si gadis juga terus teriak kesakitan karena kena hajar.

Setelah kejadian itu berlangsung sekitar sepuluh menit, ibunya si gadis sambil menangis minta saya berulangkali untuk menolong isteri pejabat itu, terpaksa saya tolong juga akhirnya.

Beberapa menit kemudian setelah saya obati, si ibu itu sadar, kemudian saya minta mereka langsung pulang, jangan masuk lagi ke rumah, mereka mematuhi.

Rumah ustadzah jadi sangat menyeramkan
Setelah kejadian itu, tetangga yang biasanya ramai datang mendengarkan laporan pandangan mata jiwa si gadis tidak berani lagi datang, mungkin takut kesambet seperti isteri pejabat tadi.

Besoknya pejabat dan isterinya langsung pergi ke tokoh sufi di Jawa Barat yang cukup jauh jaraknya dari Jakarta. Mereka merasa heran, mengapa isteri pejabat itu yang punya pagar diri sangat kuat itu bisa diganggu jin dan syetan. Mereka yakin, syetan dan jin yang mengganggu si gadis sangat kuat, kalau tidak, kenapa bisa menembus pagar yang sangat kuat, begitu jalan pikiran mereka.

Saya sendiri bingung karena tidak tahu menahu urusan pagar begitu. Rumah si gadis terasa menyeramkan, kedengaran suara macam-macam terus menerus yang tidak jelas sumbernya. Rasanya juga sudah lain bila berada disitu.

Si gadis dibawa mengungsi ke rumah saya, tetapi seluruh anggota keluarga ikut ngungsi juga ke rumah saya. Tidak ada yang berani tidur di rumah mereka, termasuk bapak dan saudara laki-laki si gadis yang sudah dewasa.
Kalau ada keperluan untuk mengambil pakaian ganti misalnya, mereka masuk ke rumah siang hari, tidak berani sendirian, harus ditemani. Sebulan mereka mengungsi di rumah saya.

Saya mulai memikirkan strategi untuk menyelesaikan persoalan ini. Yang dihadapi makin banyak dan kuat-kuat.
Akhirnya saya putuskan, mendatangi mereka satu-satu di sarangnya masing-masing, tidak menunggu mereka datang menyerang.

Awalnya saya ajak si gadis mendatangi tokoh yang di gunung Semeru. Di alam itu si gadis melihat dirinya dan saya terbang kearah puncak gunung. Disitu ada semacam pondok pertapaan, didalamnya tokoh yang sadis dan menyeramkan ini sedang bersemedi. Dia kaget melihat kehadiran kami. Saya juga tidak mau basa-basi dan panjang lebar, langsung menghajarnya sampai tidak bangun-bangun dan hancur, termasuk pondoknya dimusnahkan.
Dia muncul lagi berulangkali, saya tidak beri ampun terus menghajarnya, sampai yang tersisa asapnya yang naik keatas.

Begitu juga dengan konco Abah A lainnya, saya datangi satu-satu di sarang mereka masing-masing bersama si gadis. Saya hajar seperti yang saya lakukan pada tokoh di gunung Semeru tadi.

Giliran berikutnya Abah A. Menurut si gadis, Abah A ini dukun, pernah datang ke rumah mereka sebagai peminta-peminta. Mereka sempat beri makan dan uang karena kasihan melihat kakek-kakek serenta itu mengitari komplek untuk minta-minta. Sorot mata si kakek ini sangat tajam dan menakutkan, begitu penuturan mereka yang melihatnya termasuk si gadis. Abah A yang dilihat si gadis di alam jin dan syetan adalah kakek tadi.

Tempat abah ini banyak, ada di pondok di daerah persawahan, kebun dan rumah juga ada di beberapa tempat, di gua juga ada. Saya tidak peduli, saya datangi semuanya menghancurkannya dengan tempat-tempatnya sekalian.

Setelah dihajar dengan cara seperti itu, kekuatan syetan si Abah A cs tidak begitu kuat lagi, serangannya pada si gadis tidak begitu terasa lagi.

Sementara pejabat dan isterinya sudah kembali dari tokoh sufi, lewat saudaranya mengirim air do’a di botol yang katanya langsugng dari tokoh sufi itu. Si gadis minum air itu, diusapkan juga di kepala dan dahinya.
Mulanya cukup manjur, syetan yang mengganggu si gadis teriak kepanasan kalau kena air itu. Tetapi lama-lama tidak mempan lagi.

Beberapa hari kemudian tokoh sufi itu mengirim orang untuk mengeluarkan barang sihir yang ada di rumah si gadis. Menurut orang yang melihatnya, caranya pakai bakar kemenyan segala dan didapat lagi bungkusan kain putih yang berisi silet, paku, jarum dan lain-lain, begitu cerita yang menyaksikannya. Keluarga si gadis dimintai uang cukup banyak untuk beli kambing jantan yang besar sebagai kurban.

Setelah itu keadaan si gadis tidak berubah, pekerjaan saya jadi lebih berat dengan munculnya syetan dukun dari Jakarta, Sumatera dan Bogor dengan cara dan gaya masing-masing. Mereka ini sangat sulit dikalahkan.

Saya terus berdo’a dan minta petunjuk. Kalau sudah terdesak, mereka berlindung pada syetan berupa sesuatu terbungkus kain putih, ada kepala dan matanya. Syetan ini yang menjadi tameng mereka dan syetan ini tidak mempan dihajar. Saya merasa lelah jadinya.
Lebih dari seminggu begitu terus. Saya terus berdo’a mohon petunjuk pada Allah.

Suatu sore menjelang magrib, ketika saya duduk di kamar kerja sambil berdo’a, dalam keadaan setengah tidur, sesuatu yang putih tiba-tiba menghajar saya. Tidak sakit tapi sangat mengagetkan.

Saya terus berpikir, apa sebenarnya yang menghajar saya, kemudian saya kaitkan dengan syetan putih yang dilihat si gadis.

Seharian saya berpikir, akhirnya saya seperti dapat ilham dan petunjuk bahwa yang putih itu sebenarnya jimat milik bapaknya si gadis.
Memang benar, setelah jimat itu dikembalikan kepada paranormal yang meminjamkannya, termasuk yang dipegang si gadis, ibunya dan saudaranya dikembalikan semua, tidak muncul lagi syetan putih tempat syetan dukun tadi berlindung. Syetan-syetan dari dukun yang tampak terus saya hajar tanpa ampun.

Kemudian saya berpikir lagi, kalau barang-barang semacam itu jadi penghalang, berarti benda-benda pusaka yang ada di rumah si gadis harus disingkirkan juga karena mungkin menjadi salah satu penghalang. Sayapun minta benda-benda pusaka itu disingkirkan dari rumah, mereka pindahkan ke rumah saudara mereka.

Memang benar ada pengaruhnya, syetan-syetan itu dengan gampang kena hajar.

Syetan-syetan dukun lain tidak begitu berarti lagi, tinggal syetan pasangan suami-isteri si nenek dan si kakek tokoh ilmu hitam dari Bogor. Melawan mereka berdua cukup lama. Tempatnya pindah dimana-mana, banyak sekali. Wujudnya juga berubah-ubah berupa binatang antara lain kelelawar dan burung gagak.

Burung gagak diatap rumah saya.
Saat seru-serunya pertarungan melawan dukun daerah Bogor ini, tetangga sebelah rumah yang keluar rumah sebelum subuh, melihat seekor burung gagak bertengger diatas atap rumah saya. Sampai siang burung itu masih bertengger disitu.
Burung gagak tersebut mungkin terbang kesitu tengah malam, dan sangat mengherankan burung gagak bisa terbang malam-malam, padahal dia bukan jenis burung malam.

Menurut kepercayaan banyak orang, apabila di atap rumah yang ada orang sakit kena sihir atau santet dihinggapi burung gagak, disitu ada kematian, kalau bukan si sakit yang mati, yang mengobatinya yang mati.

Saya tidak hiraukan burung gagak itu, tidak saya usir. Saya tidak ingin menghubung-hubungkan kepercayaan orang-orang seperti tadi, saya takut pada Allah, saya pasrah padaNya. Mau sakit, mau mati, itu hak Dia membuat saya sakit atau mati, itu saja yang saya pegang. Saya juga takut musyrik kalau saya percaya tahyul tadi. Alhamdulilah tidak terjadi apa-apa dengan si gadis dan saya sekeluarga.

Setelah selesai si kakek dan si nenek yang di Bogor ini, muncul yang paling akhir, syetan yang terus menawan di gadis, tidak mau dilepasnya sama sekali. Dilawan juga tidak mempan.

Ketika saya tanya si gadis siapa dia, rupanya itu syetan ustadz dari Bogor, guru mereka sekeluarga yang mengajarkan dzikir dan wirid.

Menurut penuturan ibunya si gadis yang ustadzah, suatu waktu si ustadz datang ke rumah mereka minta uang. Ketika ibunya si gadis mengatakan tidak punya uang, ustadz itu langsung membantahnya bahwa di lemari mereka di kamar ada uang tujuh ratus lima puluh ribu rupiah. Ibunya si gadis terperangah, kok tahu ada uang di lemari jumlah memang sebanyak itu, terpaksa uang itu dikasih ke ustadz.

Saya terus berpikir mencari cara untuk menuntaskan persoalan si gadis. Berhari-hari syetannya si ustadz ini tidak tersentuh sedikitpun oleh serangan yang saya lakukan, sementara si gadis tidak dilepaskan sekejappun. Saya berdo’a dan minta petunjuk pada Allah. Waktu itu saya berpikir, kemungkinannya syetan itu tidak bisa kena serangan karena selalu bersama si gadis. Saya kemukakan pada si gadis hal ini.

Begitu dicoba, si gadis harus melepaskan diri dari syetan si ustadz di alam itu , tetapi sangat sulit. Tetapi begitu saya suruh dia berdo’a sesuai saya tunjukkan, diapun lepas, syetan itu saya hajar tanpa ampun. Sayapun menggempur dan mengejarnya sampai ke sarang-sarangnya yang bertebaran di berbagai tempat. Sarang-sarangnya juga dihancurkan sama sekali. Setelah itu si gadis aman, sembuh total, pengobatan yang melelahkan itu selesai.;
Seri berikutnya ( bagian 6 ), TIDAK SENGAJA BERTANDANG KE ISTANA NYI RORO KIDUL DI DASAR LAUT.

CATATAN :
Saya telah membahas secara mendalam dan detail tentang syetan, jin dan Iblis, seperti apa mereka, bagaimana kehidupan mereka dan dimana mereka hidup, bagaimana interaksinya dengan setiap diri anak manusia yang mengakibatkan berbagai masalah bagi setiap anak manusia.
Saya juga membahas secara mendalam dan detail tentang jiwa setiap anak manusia, apa yang dimaksudkan dengan jiwa manusia, dimana keberadaan mereka, perannya yang sentral bagi setiap diri anak manusia, persoalan yang dialami oleh anak manusia ketika jiwanya error terutama kaitannya dengan penyakit nonmedis atau medis, apa yang membuatnya error dan bagaimana cara atau upaya memperbaikinya dalam arti penyembuhannya.
Semuanya saya bahas menggunakan fakta empiris yang saya peroleh selama menggeluti penyakit nonmedis 30 tahun lebih.
Untuk informasi tentang kedua buku tersebut silahkan klik ini
BUKU TERAPI ALIF

TOP SELLING BUKU TERAPI ALIF

No comments: